Sebulan sudah usia hubunganku dengan Bastian. Tetapi kami tidak pernah bertemu lagi sejak pacaran. Selalu ada aral melintang setiap kali kami berniat untuk bertemu. Sampai kurasakan perubahan sikap Bastian. Semakin lama semakin menghilang bagai ditelan bumi.
Aku berusaha menyelidiki penyebab perubahan sikap Bastian. Aku mulai dengan stalking twitter Bastian. Mataku secepat kilat menyapu timeline nya dengan penuh rasa penasaran. Tetapi aku hanya sedikit mendapatkan informasi, karena Bastian jarang membuka twitter. Aku menemukan dua orang temanku yang ternyata mengenal Bastian yaitu Mela dan Misya.
Tanpa pikir panjang aku lantas menghubungi mereka. Pertama aku menghubungi Mela, sayangnya Ia tidak begitu mengenal Bastian. Malahan Mela adalah salah satu korban harapan kosong Bastian. Kemudian aku menghubungi Misya, ternyata Misya kenal Bastian cukup dekat, dan mengetahui sedikitnya seluk beluk percintaan Bastian.
Ku ceritakan semua pada Misya, namun aku tercengang karena pernyataan Misya sangat bertolak belakang dengan apa yang ku ceritakan. Setahu Misya, Bastian itu tidak pernah main-main dalam pacaran. Dan waktu Bastian lebih banyak dihabiskan bersama pacar ketimbang bersama teman-teman.
Deg! Pernyataan Misya sedikit menyentak rasa. Kenapa Bastian tidak melakukannya kepadaku? Mengapa aku tidak diperlakukan seperti itu? Rasa iri menggores ironiku. Sekelumit kesedihan datang menyergap.
Kemudian aku meminta tolong Misya untuk mengetes Bastian, cerita nya Misya berpura-pura akan mengenalkan Bastian kepada seorang gadis. Tanpa ku sangka, Bastian berhasil terperangkap dalam jebakanku. Seperti kucing yang ditawari ikan, Bastian menyambar penawaran Misya dengan penuh semangat.
Gerimis kesedihan mulai mengalir di pipiku. Makin lama makin deras. Napasku semakin tersengal. Membuyarkan konsentrasiku yang sedang menghapal materi untuk presentasi besok. Hatiku seperti tercabik-cabik oleh kanibal yang sedang kelaparan. Begitu menyakitkan,
Air mataku menetes lagi saat membaca capture-an BBM dari Misya.
Misya : Kemana aja kamu? Pacaran aja.
Bastian : Pacaran sama siapa -_-
Aku mulai gerah.
Misya : Ih masa gak punya pacar? Temen kampus aku banyak yang cantik nih.
Bastian : Engga, cuma lagi pada deket aja, seneng PDKT nya aja. Pacaran nya males. Haha
Mataku semakin deras memproduksi air mata.
Misya : Masih gagal move on dari bu bidan yah? Haha
Bastian : Haha engga ih
Misya : Nanti aku udah cariin eh cewe kamu marah kan repot. Takut kamu udah punya cewe.
Untuk kesekian kali nya Misya memancing Bastian.
Bastian : Belum ih, kalo punya juga aku pasang namanya di status, Sya.
Damn! Sialan! Cowo brengsek! Jadi selama hampir dua bulan ini aku gak dianggap? Padahal aku sudah ber-positve thinking dan menerima Bastian apa adanya. Selama ini jika gagal bertemu aku selalu bersabar. Saat ulang tahunku Ia sama sekali tidak mengucapkan, aku tetap bersabar. Ia selalu menghabiskan waktunya untuk main game. Aku selalu sabar.
Pantas saja sudah seminggu lebih ini Bastian menghilang tak tahu rimbanya. Padahal aku sempat membantunya dalam UTS. Seperti tidak tahu terimakasih, ia begitu saja menghilang. BBM Maira pun di delcont. Padahal berkat smartphone Maira aku bisa browsing jawaban UTS Bastian. Tak tahu diri! Menyebalkan! BBM dariku juga selalu Delivered saja, tak pernah di read. Padahal Ia selalu muncul di recent update. Benar-benar menyebalkan!
Tadinya aku akan memutuskan hubunganku dengan Bastian. Tetapi aku berpikir ulang, untuk apa mengakhiri jika ternyata sebenarnya tak pernah memulai. Ku biarkan saja Bastian begini. Toh percuma aku BBM juga selalu di end chat.
Bastian memang jahat. Aku tak mengerti jalan pikirannya. Seperti anak kecil. Ya Tuhaaaaaaan, kenapa aku harus merasakan kehilangan lagi disaat aku baru saja menemukan cintaku. Ku akui, Bastian memang tampan, pasti banyak wanita yang mau jadi kekasihnya. Tapi tidak dengan hatinya. Tolong sadarkan Bastian ya Tuhan, semoga tidak ada lagi wanita yang tersakiti olehnya.
Terimakasih Tuhan, telah menunjukkan kebenaran. Terimakasih telah memberiku pelajaran, aku harus lebih berhati-hati dalam memilih pria dan tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan. Karena cinta yang terlalu cepat datang, akan cepat berlalu pula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar