Sabtu, 11 April 2015

Andhika

Kita bertemu secara tidak sengaja
Saat rembulan sudah lama bertengger di langit menggantikan matahari
Saat itu aku melihatmu, pun dengan kamu.
Pandangan kita saling bertubrukan
Tetapi kita tak saling begeming
Tak menyimpulkan segaris senyum dibibir kita
Kita hanya terdiam tetapi hati kita saling berbicara

Saat itu juga aku tahu namamu, Andhika.
Nama yang indah. Seindah pemiliknya.
Ya. Aku akui kamu memang indah.
Kamu sangat mempesona dibalik rasa letihmu

Kita masih berada di tempat itu
Tetapi aku tidak berani menatapmu
Sama sekali tak berani
Aku masih bisa mendengar deru suaramu yang menentramkan jiwaku
Membuatku tersenyum didalam hati

Dhika. Apa kau tahu?
Aku telah jatuh cinta padamu kurang dari sepersekian detik saat aku melihatmu.
Apa kau merasakan hal yang sama?
Ku harap begitu.

Tak lama kemudian kita berpisah
Pertemuan kita hanya sebentar saja
Aku tak menyangka berpisah denganmu akan memikul rindu yang tak tertahankan
Aku masih ingin bertemu denganmu
Apakah kita masih bisa bertemu?

Tentu saja.
Sang Maha Cinta begitu baik
Kita dipertemukan kembali di sosial media
Sampai akhirnya kita bertukar nomor telepon
Dan saling berbincang hingga pagi bertemu malam
Begitu terus setiap hari

Kemudian kita bertemu lagi
Pertemuan kali ini begitu istimewa
Karena hari ini aku genap berusia 19 tahun
Dan aku sedang bersamamu
Ini adalah kado terindah untukku

Kebersamaan kita tak cukup sampai disini
Kita jadi sering bertemu
Tak jarang kita menghabiskan waktu berdua
Aku sangat bahagia bersamamu
Aku ingin terus bersamamu

Kini kita pun menjadi dekat
Semakin hari semakin dekat
Semakin hari semakin mesra
Semakin hari semakin romantis
Seperti kedua insan yang sedang dimabuk cinta

Aku tahu diluar sana ada yang tidak menyukai kedekatan kita
Aku sama sekali tidak peduli
Aku malah sengaja menjadi api yang membakar hati mereka lewat kemesraan kita
Semakin mereka panas
Semakin aku senang

Dhika, Apa kau tahu mengapa aku melakukan itu pada mereka?
Aku takut kehilanganmu
Ketakutanku semakin lama semakin besar
Aku berusaha untuk terus bisa bersamamu
Bagaimanapun caranya aku lakukan agar bisa bersamamu
Mungkin kamu sedikit risih
Tetapi semua ku lakukan karena aku tak ingin kehilanganmu

Waktu semakin berlalu
Seharusnya aku dan kamu sudah menjadi kita
Seperti yang selalu aku harapkan
Tapi kamu belum juga menyatakannya
Mungkin memang belum waktunya
Dan aku harus bersabar

Tetapi mengapa ku rasa kamu malah menjauh?
Saat aku mencuri-curi kesempatan untuk bertemu denganmu, saat itu pula kamu menjauh
SMS ku tak pernah di balas
Telpon ku pun tak pernah di angkat

Kamu berubah!
Tak seperti dulu,
Kini kamu memberikan jarak diantara kita
Seperti membentengi diri setinggi-tingginya agar aku tidak bisa lagi menyentuhmu

Dhika, mengapa kamu berubah?
Kau tahu ini teramat menyakitkan bagiku.
Kini aku tak bisa lagi melihat wajah rupawanmu yang mempesona,
Mendengar tawa candamu yang menggelitik hati,
Mencium aroma parfum mu yang memanjakan hidungku
Merasakan nyamannya dekapan tubuhmu 
Semua itu tidak akan pernah bisa aku rasakan lagi.
Semua telah berbeda
Semua telah hilang

Tetapi cinta di hati ini tidak akan pernah bisa hilang.
Aku masih tetap saja mencintaimu.
Walaupun mungkin kamu tidak mencintaiku
Dan aku masih saja mengharapkanmu
Walaupun mungkin kamu tidak mengharapkanku

Jumat, 10 April 2015

Tak Ingin Seperti Bunga Mawar

Setangkai bunga mawar. Dulu kamu pernah memberikannya kepadaku. Tepatnya dua kali. Pertama, kamu memberikannya kepadaku dengan terburu-buru. Tapi kau anggap sebagai tanda pertemanan, awal mula kau mendekatiku. Kedua, pada saat hari dimana kamu hendak menyatakan cinta kepadaku yang ternyata gagal  berantakan gara-gara ulah polosku.

Apakah kamu ingat? Aku sempat mengatakannya kepadamu pada saat kau memberikannya padaku pertama kali. Sudah ku bilang, aku tidak menyukai bunga mawar. Jangan lagi beri aku bunga mawar. Tetapi tetap saja kau memberiku bunga mawar lagi untuk kedua kalinya walaupun hasil nya tak sesuai dengan yang kau harapkan. Mungkin kau pikir aku langsung membuangnya ke tong sampah.

Kamu pasti bertanya-tanya mengapa aku tidak suka bunga mawar?

Jawabannya sederhana. Bunga mawar seperti yang kau beri itu cantik, indah, harum, selalu dipuja, disanjung dan membawa kebahagiaan. Seiring dengan berjalannya waktu, lihatlah bunga darimu itu berubah jadi jelek, rapuh, kering, dibuang, dilupakan  dan menyisakan kesedihan. Aku tidak ingin mempunyai nasib yang sama dengan bunga mawar itu.  Makannya dari dulu hingga sekarang aku tidak pernah menyukainya.

Tetapi harus kau tahu, sampai saat ini aku masih menyimpan bunga mawar darimu. Itu bukti bahwa aku menghargai pemberian darimu. Kau salah besar jika mengira aku sudah membuangnya. Aku tidak sejahat itu.

Kau juga harus tahu, aku tidak akan pernah melupakan semua kebaikanmu juga kenangan buruk denganmu. Semua akan tertanam dihati dan pikiranku untuk selamanya. Biarkan aku menyimpan bunga mawar darimu yang sudah mati ini. Akan ku simpan sampai ia hilang. Seperti cintaku padamu yang sudah mati, lama-lama akan hilang.