Jumat, 10 April 2015

Tak Ingin Seperti Bunga Mawar

Setangkai bunga mawar. Dulu kamu pernah memberikannya kepadaku. Tepatnya dua kali. Pertama, kamu memberikannya kepadaku dengan terburu-buru. Tapi kau anggap sebagai tanda pertemanan, awal mula kau mendekatiku. Kedua, pada saat hari dimana kamu hendak menyatakan cinta kepadaku yang ternyata gagal  berantakan gara-gara ulah polosku.

Apakah kamu ingat? Aku sempat mengatakannya kepadamu pada saat kau memberikannya padaku pertama kali. Sudah ku bilang, aku tidak menyukai bunga mawar. Jangan lagi beri aku bunga mawar. Tetapi tetap saja kau memberiku bunga mawar lagi untuk kedua kalinya walaupun hasil nya tak sesuai dengan yang kau harapkan. Mungkin kau pikir aku langsung membuangnya ke tong sampah.

Kamu pasti bertanya-tanya mengapa aku tidak suka bunga mawar?

Jawabannya sederhana. Bunga mawar seperti yang kau beri itu cantik, indah, harum, selalu dipuja, disanjung dan membawa kebahagiaan. Seiring dengan berjalannya waktu, lihatlah bunga darimu itu berubah jadi jelek, rapuh, kering, dibuang, dilupakan  dan menyisakan kesedihan. Aku tidak ingin mempunyai nasib yang sama dengan bunga mawar itu.  Makannya dari dulu hingga sekarang aku tidak pernah menyukainya.

Tetapi harus kau tahu, sampai saat ini aku masih menyimpan bunga mawar darimu. Itu bukti bahwa aku menghargai pemberian darimu. Kau salah besar jika mengira aku sudah membuangnya. Aku tidak sejahat itu.

Kau juga harus tahu, aku tidak akan pernah melupakan semua kebaikanmu juga kenangan buruk denganmu. Semua akan tertanam dihati dan pikiranku untuk selamanya. Biarkan aku menyimpan bunga mawar darimu yang sudah mati ini. Akan ku simpan sampai ia hilang. Seperti cintaku padamu yang sudah mati, lama-lama akan hilang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar