Rabu, 29 Januari 2014

Harkos atau Ke-GR-an?

Sang raja siang mulai kembali ke peraduan, ku lihat langit telah berwarna biru temaram. Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 17.30 dan aku baru saja selesai rapat pengkaderan mahasiswa baru 2012. Hari ini aku berniat untuk pulang bersama Cindy, sahabatku sewaktu duduk di bangku SMA. Aku dan Cindy berbeda kampus, tetapi jarak antara kampus kami tidak begitu jauh. Bisa ditempuh sekitar 15 menit jika naik angkutan umum.

Setibanya disana aku langsung mengirim pesan singkat pada Cindy. Ia menyuruhku baik ke lantai 3 karena masih rapat. Aku menghela napas. Mengumpulkan ssgenap tenaga untuk berjalan kesana. Beberapa menkt kemudian, aku memaksakan diri berjalan kearah lapangan. Dari kejauhan aku melihat sekumpulan mahasiswa tengah mengerjakan tugas di meja depan kelas dan beberapa mahasiswa sedang gladiresik di lapangan.

Baru beberapa langkah aku melangkahkan kaki disana, rasa malu mulai menyisip. Akhirnya aku memutuskan untuk menundukkan kepala. Walaupun aku berjalan dengan menundukan kepala, namun aku bisa melihat dari sorot mata bahwa ada beberapa orang tengah memerhatikanku dari atas ke bawah seakan melihat orang asing. Maklum pakaianku sangat jauh berbeda dengan mereka. Disana semua memakai celana bahan panjang dan tidak boleh mengenakan rok. Sedangkan aku mengenakan blouse berwarna biru dongker, rok selutut berwarna serupa dengan corak polkadot putih dan sepatu hak tinggi.

Setibanya di lantai 3, aku melihat ada dua ruangan yang lampunya menyala, rupanya sedang ada rapat di kedua ruangan tersebut. Aku tidak tahu Cindy berada di ruangan yang mana, untung saja Cindy segera menunjukan batang hidungnya dari pintu salah satu ruangan tersebut, dan menyuruhku untuk duduk di kursi depan ruangan itu. Kemudian aku berjalan ke arah kursi itu dan duduk disana sambil menunggu Cindy selesai rapat.

Jarum jam bernyanyi dengan ketukan perlahan, tik tok tik tok. Waktu telah menunjukkan pukul 19.00, Cindy masih saja belum selesai rapat. Aku mulai didera rasa kantuk. mahasiswa dari ruangan sebelah telah selesai rapat dan mataku refleks mengarah pada salah satu mahasiswa disana, sepertinya ada  gelombang yang tertangkap oleh radarnya hatinya. Gelombang yang mengisyaratkan cinta! Darahku terasa berdesir. Ada yang melonjak dalam hatiku.

15 menit setelah mereka bubar, giliran ruangan Cindy. "Akhirnya bubar juga kamu Cin, udah mati kutu nih aku nungguin kamu keluar" sambil melipat kedua tanganku.  "Baru juga jam segini, biasanya gue beres rapat dan nugas tuh jam 11 malem" ujar Cindy. Kemudian mereka bergegas turun ke lantai 1. "Eh Cin, tadi ada yang rapat juga ya di ruangan sebelah? Ga sengaja aku liat cowo ganteng tuh disana. Kenalin dong.." aku menggoda Cindy sambil mengedipkan kedua mataku. "Iya, tadi ada rapat sama dosen diruang sebelah. Siapa? Paling juga Rezky. Dia kaka tingkat gue. Emang ganteng sih. Dasar kamh mah ga dimana ga dimana ngeceng terus kerjaannya" tukas Cindy sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Biarin, aku kan jomblo jadi bebas dong mau ngeceng siapa juga hihi. Pokonya kamu wajib kenalin ya sama temen kamu yang manis ini" kata ku sambil memelas. "Hmm iya. Dasar kamu Jolau, Jomblo Galau" ujar Cindy sambil tertawa meledek. "Daripada kamu, punya pacar ga punya pacar selalu galau. Haha" kami pun tertawa terbahak-bahak.

Setibanya di lantai 1, Cindy pun mengajakku untuk duduk di bangku meja diskusi. Tiba-tiba ada 2 orang mahasiswa duduk di bangku sebelah, mereka adalah Furqon dan Rezky kaka tingkat Cindy. Aku langsung mencubit tangan Cindy, "Cin, cin itu ver cowo itu" aku spontan mencubit Cindy. "Aaaawwwww, sakit sih Glave! ujar Cindy kesakitan. "Bener kan dugaan gue. Itu rezky. Ya termasuk cowo ganteng di kampus, maklum cowo limited banget disini" kata Cindy sambil mengusap-ngusap tangannya.

Belum sempat aku mengeluarkan kata-kata, kemudian Rezky berbisik agak keras pada Cindy. "Cin, punya temen tuh kenalin dong sama gue"Tubuhku mematung, aku pura-pura tak mendengar ucapan Rezky. Rasanya ingin melesat menembus atap saking sumringahnya. Pipi ku merah merekah seperti tomat, ia tersipu malu. "Kenalan aja sendiri" kata Cindy sambil senyam-senyum dan melirik ke arahku dan Rezky. Tak lama kemudian mereka menghampiri Cindy dan duduk disebelahnya. Nampaknya Cindy meminta soft file tugas himpunannya. Aku pura-pura mengikat rambutku, padahal sebenarnya ia berusaha mengikat jantungnya agar berhenti berdetak tak karuan. Setelah itu Furqon dan Rezky langsung pamit pulang. Aku sedih karena tak bisa memandangi Rezky. Bola mata Rezky yang bundar berwarna hazel dengan bulu mata lentik, alis nya yang tegas, hidungnya yang mancung, serta senyumnya yang sangat manis dan ramah membuat hatiku serasa tersetrum listrik tegangan tinggi.

Setelah Furqon dan Rezky pulang, tak lama kemudian giliran aku dan Cindy yang bergegas pulang mengendarai skuter matic milik Cindy. Sepanjang jalan aku tak henti-hentinya melukiskan senyum di sudut bibirku. Bertubi-tubi pertanyaan tentang Rezky aku lontarkan kepadanya. "Cin, Rezky udah punya cewe belom sih?" Aku penasaran. "Setau gue, di facebooknya in relationship" jawab Cindy. Bibir ku langsung mengerut. Letupan dalam hatiku mendadak seperti dibanjur air dingin. Padam. Lagi-lagi aku jatuh cinta pada orang yang salah. Namun terlanjur ada arus perasaan yang begitu kuat seolah hendak menjebol dadaku.

Waktu terus berlalu tanpa berhenti. Rasanya aku ingin kembali pada saat pertemuanku dengan Rezky. Aku semakin penasaran dengan sosok Rezky yang selalu hadir dalam mimpiku. Kemudian aku mencari tahu tentang Rezky melalui Cindy. Ditanyakannya akun sosial media milik Rezky, "Rezky Sii Prikitiw" (PRIa Kalem Imut dan Tampan Idaman Wanita). Aku tertawa terpingkal-pingkal menahan geli di perutku. Ternyata sosok pria yang telah sukses mencuri hati ku itu tergolong alay. Tapi aku tak menghiraukan itu semua, tanpa pikir panjang langsung mengirimkan permintaan pertemanan kepada Rezky.

Beberapa hari kemudian, Rezky menerima permintaan pertemanan ku. Aku langsung melompat kegirangan. Dan dengan perasaan kepo, aku lekas membuka profil facebook Rezky. Sedikit rasa kecewa terbesit di hatiku. Apa yang dibilang Cindy itu benar, Rezky sudah punya kekasih. Namun kali ini aku tidak bisa berhenti menahan tawa, sungguh sangat mengocok perut ketika mataku tertuju pada keterangan :  "in relationship with Sulizthiiya ThaiiankBeudRezkyPrikitiwPollepel"Tapi rasa cemburu menggerogoti hatiku ketika melihat foto mesra mereka berdua. Ada kegelisahan yang nyaris tak bisa aku tahankan.

Tak terasa sebulan sudah sejak kejadian memilukan akibat rasa kepo nya itu. Namun aku masih tetap menunggu keajaiban datang. Otakku terbungkus oleh harapan-harapan. Aki merenung. Aku tertegun. Aku menatap laptop dengan pikiran melayang-layang. Tetapi Bola mataku tiba-tiba membelalak seperti mau keluar. Huruf-huruf itu menari-nari didepan mataku. Ini seperti mimpi. tapi sungguh bukan mimpi.  Saat itu Rezky sedang online. Aku langsung menyapa nya lewat chat. "Hai, kaka tingkatnya Cindy ya? :)”"Hello, iya bener. Kamu temennya Cindy ya?" Rezky membalas, "Iya ka, aku temennya Cindy yang waktu itu ke kampus kalian hehe" jawabku. Singkat cerita, kami saling bertukar nomor handphone dan berencana untuk bertemu lagi.

Tiba saatnya pertemuan kedua ku dengan Rezky. Tepat saat hari ulang tahunku yang ke-19. Sepertinya ni akan menjadi kado terindah dalamnya hidupku. Setelah janjian dengan Rezky, akhirnya kami bertemu di depan kampus Rezky karena lokasinya strategis jadi aku yang menjemput Rezky. Di dalam perjalanan aku bernyanyi-nyanyi di mobil sambil senyum-senyum sendiri layaknya orang yang sedang jatuh cinta. Thanks God!

Cuaca hari ini sangat cerah, secerah hatiku. Tak sabar aku ingin cepat-cepat bertemu. Dari kejauhan aku melihat Rezky yang berdiri tegak di depan kampusnya, menanti kedatanganku. Kemudian ia masuk ke dalam mobil dan kami pun segera pergi. Kami memutuskan untuk pergi ke Cihampelas Walk karena itu lah mall yang terdekat dari sini. Setibanya disana, kami hanya berjalan-jalan dan fotobox.

Selepas itu kami langsung pulang karena kami ada urusan masing-masing. Aku pun langsung mengantar Rezky kembali ke kampusnya.
"Terimakasih untuk hari ini, jangan kapok main sama aku ya ka." Aku tersenyum manis.
"Iya sama2 ya, makasih juga. Engga kok, kamu juga jangan kapok ya. Iya pasti enggak lah hehe. Hati-hati di jalan." Ujar Rezky sambil tersenyum,

Kami pun berpisah namun masih tetap SMS-an. Sejak saat itu, kami jadi sering berkomunikasi baik via telepon atau sosial media. Bercerita tentang banyak hal dan mengenal diri masing-masing. Rezky pemuda yang baik. Terlihat dari caranya dalam bertindak dan memperlakukanku.

Aku jadi sering main ke kost-an Rezky. Dari situ, teman-teman Rezky menjadi banyak yang tahu mengenai kedekatan kami. Sampai teman kost Rezky bilang, katanya aku lah teman wanita pertama yang dibawa Rezky kesana selain teman kuliah. Teman-teman Rezky terutama teman-teman wanita Rezky sering menggoda kami. Entah memang iseng karena mereka sahabat dekat Rezky atau karena cemburu? Entahlah. Tapi ku rasa ada sebagian dari teman-temannya yang tidak suka dengan kedekatan kami.

Aku kaget, ternyata Pika teman SMA ku yang sekelas dengan Cindy sekarang itu juga menyukai Rezky. Bahkan sudah sejak lama, namun mereka tak pernah sedikitpun komunikasi. Saking iri dan cemburu nya Pika menerror dan menginterogasi ku lewat BBM.

Emosiku semakin memuncak melihat tingkah Pika dan Bellina yang sering menginterogasiku. Hello, memangnya Rezky punya kalian apa sampe-sampe aku harus lapor segalanya sama kalian. Kecentilan banget lagi si Pika udah punya pacar masih tetep ngeceng cowo lain. Kalo aku ngedeketin cowo nya baru dia berhak marah, lah ini kenal aja engga sama Rezky.

Lalu aku sengaja memanas-manasi mereka dengan memasang display picture BBM fotobox bersama Rezky. Tak lupa status BBM ku seperti yang sedang jatuh cinta. Aku yakin mereka pasti bakal uring-uringan sendiri melihatnya. Tidak ada asap kalau tidak ada api. Aku tidak akan seperti ini jika mereka tidak memulainya.

Semakin hari aku dan Rezky semakin akrab. Kami sudah saling menunjukkan sinyal-sinyal cinta dengan saling gombal. Kami suka jalan berdua, nonton, hujan-hujanan, bahkan dinner kecil-kecilan. Tak lupa aku selalu update status untuk memanas-manasi mereka.

Berita soal kedekatanku dan Rezky rupanya sudah menyebar di segala penjuru kampus Rezky. Bagaimana tidak, mereka memiliki fotobox aku dan Rezky, entah darimana dan untuk apa aku tidak peduli. Banyak anak-anak kampus Rezky yang kepo mengintip segala akun ku di sosial media. Berasa artis dikepoin terus haha.

Sampai suatu ketika, entah apa yang terjadi dengan Rezky.  Tiba-tiba sikapnya berubah. Masih tetap baik namun terkesan menjauhiku. Tetapi karena hatiku sudah dibutakan oleh api cinta yang sangat membara hingga membakar segala akal sehatku, aku tidak peduli. Aku tetap berusaha untuk dekat dengan Rezky.

Kejadian yang kurang mengenakan pertama saat aku menemani cindy ke kampusnya untuk menonton acara lomba futsal jurusan. Aku datang kesana dengan penampilan sangat feminim, mengenakan dress berwarna ungu tak lupa aku memoles wajahku dengan make up. Entah mengapa aku jadi senang bersolek. Efek jatuh cinta mungkin. Disana aku melihat Rezky, mengenakan kaos warna ungu. Mungkin kebetulan tapi aku sangat senang. Aku merasa sangat asing, Rezky benar-benar menjauhiku. Tapi aku masih saja tetap tidak sadar.

Aku tidak pernah menyadari bahwa Rezky menjauhiku. Masalahnya kami masih berkomunikasi dengan intensif. Sampai pada puncaknya saat aku akan memberi oleh-oleh dari mama untuk Rezky. Dengan penuh percaya diri datang ke kampus Rezky ditemani oleh Milati. Kami menunggu di depan kampusnya. Saat dihubungi ia sangat susah sekali untuk ditemui. Sangat banyak alasan. Ada dosen lah, sedang mengerjakan tugas lah, dll. Sampai ia sama sekali tidak bisa meluangkan waktu untuk turun kebawah. Aku cukup kesal, tak kehabisan akal aku langsung menghubungi Cindy. Untung ia ada di kampus.

Kemudian kami diajak menyelundup ke perpustakaan tempat Rezky berada. Letaknya di lantai 3. Setibanya diatas, Rezky masih saja sulit untuk ditemui. SMS ku tak kunjung dibalas, ditelepon pun tidak diangkatnya. Padahal di ruangan itu sedang tidak ada dosen. Aku menyuruh Cindy untuk memanggil Rezky. Setelah sekian lama, akhirnya Rezky keluar sepertinya dengan terpaksa. Kemudian aku berikan bingkisan dari mama. Teman-teman Rezky mengintip dari jendela.

Krik..krik..krik.. hening. Rezky tak bersuara sedikitpun. Wajahnya pun berbeda. Sama sekali tidak mengucapkan terimakasih. Lalu Cindy menyuruh Rezky untuk mengantar aku dan Milati ke bawah. Tetapi respon nya nol besar. Sudah sangat jelas terlihat dari ekspresi dan tingkah laku nya bahwa ia tidak mau. Aku semakin kesal, air mata ku nyaris saja runtuh.

"Yaudah, aku duluan yah. Mau nganter Milati. Assalamualaikum!". Aku langsung membalikkan badan, menarik tangan Milati dan berjalan cepat meninggalkan tempat itu tanpa sedikitpun melihat wajah Rezky. Air mata ku kini mulai meleleh dari mataku. Kesaaaaaaaal! Menyebalkaaaaaan!  Tak tahu malu! Aku langsung tancap gas meninggalkan kampus Rezky.

Tak lama kemudian handphone ku berdering. Rupanya ada pesan masuk dari Rezky.
"Makasih ya. Maaf ga bisa anter. Hati-hati di jalan."
Membaca pesan itu, tiba-tiba hatiku mencair lagi. Kemudian aku membalasnya dan SMS-an seperti biasa.

Walaupun ia sudah bersikap seperti itu, entah mengapa aku tidak bisa membenci Rezky. Aku masih saja memaafkan dan mengharapkannya. Padahal sahabat-sahabatku sudah berulang kali memperingatkanku tetapi aku menghiraukannya. Rasa benci ku pada Rezky sukses dikalahkan oleh rasa cintaku.

Setelah beberapa bulan, ternyata tidak ada perubahan. Meskipun kami sering berkomunikasi tetapi Rezky tidak menunjukkan tanda-tanda akan menyatakan cinta. Padahal jutaan kode telah aku berikan. Selidik demi selidik katanya Rezky sedang dekat dengan wanita lain. Tapi aku sama sekali tidak percaya. Aku sangat yakin jika Rezky hanya dekat dengan seorang wanita, yaitu aku. Bukan yang lain.

Tetapi kali ini aku menemukan keanehan pada Rezky. Sudah berulang kali ia salah menyebut namaku. Bukan pertama kali nya ia memanggilku Glad, padahal huruf "V" dan "D" tidak terlalu dekat jaraknya. Jika memang Rezky typo mengapa bisa berulang kali dan sama?

Beberapa lama aku tidak kontekan dengan Rezky. Kangen sih, tapi ya sudah lah. Kemudian aku sedang bosan dan berniat untuk mengintip sosial media milik Rezky. Di mulai dari twitter. Aku lihat timeline Rezky dipenuhi dengan akun twitter wanita bernama Gladys Octavia. Oh jadi emang Glad ity Gladys, bukan Glaverina yang typo. Dadaku mulai sesak. Hatiku panas. Tetapi masih penasaran.

Kemudian aku buka facebook Rezky. Dan Oh my God! Mataku seperti diolesi balsam. Tubuhku membeku. Hatiku menjerit ketika melihat status Rezky "in relationship with Gladys Oktavia ". Aku penasaran lalu membuka facebook wanita itu. Air mataku semakin deras. Aku akui, wanita itu memang cantik, kulitnya putih, badannya bagus, modis. Wanita kekinian. Pantas Rezky menyukainya. Aaaaaaaah! Aku membantingkan handphone dan menangis sejadi-jadinya.

Jahaaaaaat! Sialan! Brengsek kamu Rezky! Tega-teganya kamu sama aku. Jadi selama ini kamu anggap aku ini apa?

Aku semakin menangis histeris. Hatiku seperti teriris-iris oleh pisau cinta yang ia tanamkan. Badanku melemas seperti ditembak oleh pistol cinta yang membumihanguskan seluruh harapanku.

Harkos! PHP (Pemberi Harapan Palsu)!
Aku salah apa sama kamu Rezky? Kamu jahat! Kamu tega! Aku benci kamu! Benciiii banget!

Kini aku baru menyadari, ternyata Rezky tidak sebaik dan semanis yang aku kira. Aku sungguh bodoh telah mencintai dan mengharapkan Rezky yang jelas-jelas tidak mencintaiku. Lalu aku berpikir, jika melihat perlakuannya kepadaku apakah ini yang disebut harapan kosong? Atau aku yang terlalu ke-GR-an? Entahlah.