Kamis, 31 Oktober 2013

Bersyukur

Pernahkah kau merasa jika engkau lah orang paling tidak beruntung sedunia?
Pernahkah kau merasa jika engkau tidak berguna?
Pernahkah kau merasa jika Tuhan tidak adil kepadamu?
Ya, itulah yang selalu aku rasakan.

Kadang aku ingin bertanya pada Tuhan,
Mengapa aku tidak seperti mereka?
Mengapa aku tidak terlahir sebagai anak konglomerat?
Mengapa aku tidak terlahir cantik jelita?
Mengapa aku tidak terlahir dengan otak brilian?
Mengapa aku tidak bisa mendapatkan apa yang aku inginkan?
Mengapa aku tak punya banyak teman?
Mengapa aku selalu sendirian?
Mengapa aku tidak terlahir seperti ini?
Mengapa tak satu pun kelebihan kau selipkan di dalam diriku ini?

Aku lelah Tuhan, harus menjadi seseorang pecundang seperti aku ini
Aku letih selalu terlupakan dan terbelakang
Aku resah bila bertemu orang
Aku minder jika berhadapan dengan teman-temanku

Katanya Tuhan itu adil, tapi nyatanya? Apa ini yang dibilang adil?

Inilah kisahku, namaku Glaverina Reiska. Aku adalah seorang gadis biasa yang terlahir dari keluarga biasa. Aku bukan anak orang kaya yang selalu hidup dengan penuh kemewahan. Aku hanya anak karyawan BUMD dan PNS. Rumahku tidak terlalu besar, tapi cukup untuk menampung 1 mobil hasil kerja keras orang tuaku.

Cantik? Mungkin hanya orang katarak yang bilang aku cantik. Ibuku saja hanya sesekali mengatakan aku cantik. Aku memang berbeda. Aku lah satu-satunya yang berkulit gelap setelah ayahku. Ditambah lagi sifat jutek yang diwariskan ayah kepadaku. Mana ada cantik-cantiknya.

Modis? Aku tidak mengerti fashion dan tidak memiliki uang banyak untuk membeli itu semua. Style ku bisa dibilang biasa saja. Aku tidak mempunyai barang-barang bermerk. Paling mahal harganya seratus lima puluh ribu.

Pintar? Hmmmm hanya waktu SMA kelas 1 saja pernah 2 kali mendapat ranking 1 di kelas. Selebihnya? Tidak..  Mungkin dewi fortuna sedang berpihak kepadaku saat pengumuman SNMPTN dan aku dinyatakan masuk Universitas negeri.

Pacar? Dari dulu aku tidak pernah punya pacar yang tampan ataupun kaya. Siapa sih lelaki yang mau dengan wanita biasa seperti aku? Lelaki itu kan melihat wanita dari fisiknya dulu. Dan aku tidak pernah bahagia bersama lelaki-lelaki yang pernah jadi pacarku.

Teman? Percaya atau tidak jumlah teman-teman yang aku miliki bisa dihitung. Itu karena aku sangat introvert dan pemalu. Waktu kecil, aku sering dikurung di rumah. Aku tidak boleh keluar karena katanya dulu rawan penculikan anak. Aku hampir tidak mempunyai teman rumah saking selalu diam di dalam rumah. Sampai tiba saatnya aku harus mengenyam pendidikan. Aku takut dengan dunia luar sampai-sampai mogok sekolah!

Kelebihan? Haha kelebihan apa coba? Kelebihan berat badan sih bisa jadi. Sampai 20 tahun aku hidup di dunia, aku tidak tahu hobi, passion, minat dan bakat ku ini di bidang apa. Nyanyi? Suaraku cempreng begini mana bisa nyanyi dengan merdu. Seni? Aku tidak bisa bermain alat musik. Olahraga? Kalau aku suka olah raga mungkin badanku proporsional. Sayangnya aku tidak suka dengan hal-hal yang melelahkan. Baca? Ya Tuhaaaan, itu bikin ngantuk. Nulis? Nulis apa? Diary? Haha. Masak? Haha Ibu ku tidak suka masak jadi jarang masak di rumah. Dan tentu saja aku tidak bisa masak.

Jadi apa kelebihanku?
Tak ada satupun yang bisa dibanggakan dari seorang Glaverina Reiska!

Kadang aku iri jika melihat teman-temanku, mereka anak orang kaya. Mereka bisa membeli apa saja yang mereka inginkan. Dengan uang segalanya bisa menjadi nyata.

Orang cantik, pasti banyak lelaki yang mengantri ingin jadi kekasihnya. Sedangkan aku? Cari cowok yang mau sama aku saja rasanya seperti mencari jerami ditumpukan jarum. Kalaupun aku yang suka duluan, pasti jadi selalu korban harkos, PHP dan sejenisnya.

Orang pintar, IP mereka tinggi Sedangkan aku selalu rendah padahal aku sudah susah payah belajar. Terlebih lagi orang yang pandai berbicara, aktif di kelas pasti dikenal dosen dan mendapat nilai bagus. Aku? Selalu pasif di kelas. Tidak bisa berpikir kritis. Benci debat.

Orang lain punya banyak teman, selalu have fun bersama teman-temannya. Aku? Perasaan temanku hanya itu-itu saja. Mungkin karena aku jutek jadi orang-orang enggan berteman denganku. Lebih tepatnya aku tidak bisa cepat akrab dengan orang baru, aku selalu kebingungan jika berhadapan dengan orang baru. Intinya aku tidak bisa basa-basi. Karena aku lebih suka to the point. Mungkin untuk orang yang baru pertama kali bertemu denganku pasti men-judge aku Mrs. Jutek. Tapi hey, percayalah jika sudah kenal aku baik kok orangnya :(

Aku jadi lebih suka melakukan semua hal sendirian. Bisa dibilang autis. Saking seringnya sendirian, semakin sini aku rasa aku semakin anti sosial! Oh my God!

Orang berbakat, mereka bisa menyalurkan bakatnya dengan baik. Banyak temanku yang menjadi artis, model, penyanyi, pemain band, MC, asdos, guru, pengusaha, chef dll. Sedangkan aku? TIDAK BISA APA-APA.

Sudah jelas kan, aku ini tidak berguna. Tidak ada yang bisa aku banggakan. Tapi ternyata aku hanya selalu melihat ke atas. Aku terlalu naif, aku tidak pernah bersyukur atas semua yang Tuhan berikan untukku.

Betapa beruntungnya aku memiliki keluarga yang sangat menyayangi ku. Aku masih punya rumah. Sedangkan lihatlah anak-anak yatim piatu dan anak-anak jalanan. Mereka tidak punya orang tua, tidak punya rumah, dan tentu saja kurang kasih sayang orang tua. Mestinya aku bersyukur, orang tua ku masih mampu membiayai hidupku. Anak macam apa aku ini yang tidak pernah menghargai perjuangan orang tuaku? :(

Aku dianugrahi anggota tubuh yang lengkap oleh Tuhan. Tapi masih saja aku mengeluh tentang parasku yang tidak cantik. Harusnya aku bersyukur, lihatlah orang-orang yang cacat fisik. Bagaimana rasanya harus menjalani hidup tanpa anggota tubuh yang lengkap? Astaghfirullahaladzim aku tak sanggup untuk membayangkannya.

Tuhan masih sayang padaku, mungkin jika parasku cantik aku bisa jadi bahan permainan lelaki tak bertanggung jawab! Percayalah lelaki baik-baik hanya untuk wanita baik-baik. Dan ternyata sebejad-bejadnya seorang lelaki terhadap wanita, mereka nantinya akan memilih wanita baik-baik yang bisa menjaga harga dirinya.

Mengenai kecerdasan, harusnya aku bersyukur karena aku masih dianugrahi otak. Sedangkan orang-orang cacat mental diluar sana harus hidup dengan kondisi seperti itu. Mungkin aku saja yang pemalas untuk menuntut ilmu, atau mungkin juga jika aku pintar aku akan menjadi sombong sehingga Tuhan tidak menganugrahkan kecerdasan berfikir kepadaku.

Soal teman-temanku, mungkin Tuhan sengaja mengirim orang-orang pilihan untuk berteman denganku sehingga aku tidak terjerumus kedalam hal-hal negatif. Lihatlah diluar sana banyak kasus remaja yang hamil di luar nikah, pecandu narkoba, dll. Sekali lagi aku harus bersyukur kepada Tuhan atas semua ini.

Mungkin soal minat, bakat dan passion, itu sebenarnya bisa dilatih dan ditekuni sendiri. Dimana ada kemauan disitu ada jalan. Sekarang aku mulai menekuni dunia tulis-menulis, sedikir-sedikit aku ingin belajar menjadi seorang penulis profesional seperti Dewi Lestari, Tere Liye dan Clara Ng. Dan aku yakin suatu saat aku pasti bisa seperti mereka. Semangat!

Betapa kufur nya aku dengan semua nikmat dan anugerah yang Tuhan berikan kepadaku. Aku terlalu naif untuk bersyukur atas segala yang aku miliki. Maafkan aku Tuhan telah menjadi manusia yang sombong. Terimakasih Tuhan atas semua ini. Aku sangat bersyukur dan aku bahagia. :)

Jumat, 25 Oktober 2013

Twenty My Age!!

Welcome October! Welcome my month! Be a good month :)

September telah berlalu, pagi ini ku sambut hangat kedatangan Oktober dengan penuh suka cita. Aku selalu menanti kedatangan Oktober dan berharap akan selalu mendatangkan kebahagiaan untukku disetiap harinya.

1 Oktober, hari dimana aku libur kuliah karena kaka tingkatku wisuda. Tapi sesuai perjanjianku dengan Maira, aku tetap pergi ke kampus. Ya kampus tetangga tepatnya. Padahal kemarin kami baru saja dari sana. Lebih tepatnya untuk modus. Haha

Seperti hari kemarin, Maira menemui Raka. Sedangkan aku? Cukup menjadi obat nyamuk. Awalnya dari kemarin aku berniat bertemu dengan Bastian. tetapi karena Bastian kurang enak badan akhirnya kami mengurungkan niat untuk bertemu.

Tetapi hari ini, aku akan bertemu dengan Berna! Dag-dig-dug jantungku melompat-lompat. Aku sudah tidak sabar bertemu Bastian. Sosoknya yang belakangan ini selalu menemaniku disaat insomnia, lama-lama menarik perhatian ku. Dilihat dari foto profil BBM nya, Bastian termasuk kriteria pria idamanku.

Aku menunggu nya hampir 3 jam, waktu yang cukup lama dirasakan apalagi sambil jadi obat nyamuk nya Maira dan Raka. Setelan bosan menunggu, akhirnya aku keluar dari tempat duduk kami dan berniat menunggu di mobil. Alih-alih mengambil power bank di mobil, aku meninggalkan mereka berdua dan berjalan keluar.

Beberapa langkah setelah keluar dari pintu, aku melihat seorang pria berdiri sambil memegang ponsel dan minuman di tangannya. Pria itu tinggi, kulitnya putih, badannya pas dibalut dengan jaket jeans. Oh sungguh membuat mataku tak sanggup untuk berkedip. Suara langkah kaki nya yang mendekat membuyarkan lamunanku.

Sedetik kemudian aku teringat Bastian. Pria ini mirip sekali dengan Bastian di foto profil BBMnya. Dan benar saja ini Bastian! Aku melambaikan tangan dan menebarkan senyum termanis yang aku miliki. Pria itu pun menatapku dan membalas senyumanku. Aku tertusuk oleh bola matanya yang indah. Sungguh indahnya dunia saat melihatnya tersenyum. Bastian tampak tampan sekali, sangat memukau.

Kemudian kami berjalan menuju kantin sambil berbincang-bincang setelah selama ini hanya berkomunikasi lewat BBM. Aura Bastian seakan memeluk jiwaku dan membuatku merasa nyaman saat berada di dekatnya. Rasanya ingin sekali menghentikan waktu agar aku lebih lama bersama Bastian. Sayang sekali aku harus berpisah dengan Bastian karena Ia ada kuliah.

Sejak perpisahan itu entah mengapa sosoknya selalu meninggalkan percikan rindu di hati. Malam hari nya kami lanjut BBM-an dan tanpa ku sangka Bastian membuat paru-paruku kehabisan oksigen. Oh my God, Bastian nembak aku! Lewat BBM sih, tapi speechless. Seneng banget sih, tapi bingung. Terima engga terima engga. Gila aja masa langsung jadian? Tapi hatiku terus mengirimkan sinyal-sinyal cinta saat itu. Jadian aja gitu yah? Hmmm. Bismillah.. Yaudah deh akhirnya kami jadian ♥

Senang sekali rasanya punya pacar baru di bulan baru. Bulan kelahiranku tepatnya. Itu berarti aku bisa merayakan ulang tahunku yang ke-20 bersama Bastian dengan status pacar. Ah aku mulai berkhayal dan semoga khayalan itu jadi kenyataan. Aamiin.

Hari demi hari ku jalani bersama Bastian. Begitu menyenangkan, sudah lama aku tidak merasakan momen seperti ini. Tapi sayangnya setiap kali kami berniat untuk bertemu pasti tidak jadi, pasti ada halangan. Sedih sih, tapi mau bagaimana lagi.
Sampai tiba saatnya.........

Happy birthday to me! Hari yang sangat ku nantikan pun tiba. Otakku sudah menerka-nerka apa yang akan terjadi di hari istimewaku ini. Sejak pukul 00.00 aku sudah menantikan ucapan selamat ulang tahun dari Bastian. Tapi nyatanya hingga matahari mengeluarkan sinar nya Bastian tak kunjung mengucapkan.

Seperti yang aku khayalkan di benakku, Maira dan Yandra memberi aku surprise di kelas. Aku sangat senang. Tapi hatiku berkata masih saja ada yang kurang, ya tentu saja Bastian. Kemana sih Bastian? Dari semalam tak ada kabarnya. Apa Ia lupa hari ulang tahunku? :(

Tiba-tiba butiran bening rontok di pipiku saat Maira memberitahuku sesuatu. Entah ini air mata bahagia atau air mata sedih. Tapi cukup mengiris hatiku. Ternyata sebenarnya Maira dan Yandra telah meminta bantuan Bastian untuk memberi surprise padaku, tetapi ia menolak dengan alasan sangat sibuk. Sesibuk itukah sampai tidak ada waktu semenit saja untuk menemuiku di hari istimewaku ini? :(

Hingga senja menjemput sore dan siang telah berganti peran, Bastian tak kunjung ada kabar. Padahal ia muncul di recent update! Menyebalkan! Hmmm. Apa Bastian lupa? Kemudian aku sengaja mengganti display picture BBM ku dengan foto ku bersama teman-teman sambil memegang kue ulang tahun dan membuat status ucapan terimakasih atas ucapan dan doa untuk semuanya. Apa itu belum cukup jelas untuk memberitahu dan mengingatkan Bastian jika hari ini aku berulang tahun? Aaaaaaah! :(

Lama kelamaan jari jemariku tak kuasa untuk mengetikan pesan di ponselku. Lalu aku mengirimi Bastian pesan BBM. Tik...tok...tik...tok... Suara jam berdetak membuat ku tak sabar menanti kabar Bastian Beberapa lama setelah itu ponselku berbunyi. Nampaknya ada balasan dari Bastian.

Seakan tidak tahu apa-apa dan tidak terjadi apa-apa dengan santai Basrian memberitahu jika Ia dari kemarin sibuk menamatkan game yang baru Ia beli. Hanya itu saja. Tidak ada embel-embel apapun, dan tidak ada ucapan apa-apa. Hmmm akhirnya aku beranikan diri untuk frontal!

Aku menanyakan aktivitas nya hari ini dan mengatakan bahwa tadinya aku akan mengajaknya ke suatu tempat di hari ulang tahunku ini. Namun apa reaksi Bastian? Ia malah mengatai ku seperti anak kecil katanya. Hmmm menyebalkan!

Aku masih ber-positive thinking, mungkin Bastian akan mengucapkannya nanti malam, mungkin Ia ingin jadi yang terakhir mengucapkan. Ku tunggu-tunggu hingga tertidur dan ternyata TIDAK ADA! Berna sama sekali tidak mengucapkan apapun apalagi memberiku hadiah. Padahal aku sudah frontal loh. Tapi ya sudahlah, mungkin Bastian bukan tipe orang yang mengistimewakan hari ulang tahun.

Ada sedikit rasa kecewa terbesit, jadi sesibuk itukah main game sampai tidak ada waktu untuk datang menemuiku?  Atau minimal mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku? Hmmmm ulang tahun kali ini rasanya memang ada yang kurang. Tetapi aku tetap bersyukur masih ada keluarga dan teman-teman yang peduli dan memberiku kebahagiaan hari ini.

Terimakasih Tuhan atas segala nikmat yang kau berikan sampai saat ini, terimakasih untuk nafas yang masih aku hembuskan selama 20 tahun ini. Semoga umurku yang ke-20 ini berkah, semoga apa yang aku cita-citakan tercapai. Aamiin...

HAPPY BIRTHDAY GLAVERINA REISKA!

Senin, 14 Oktober 2013

Karma Is True!

Sudah lama aku tepekur di tempat ini. Tempat dimana aku mengistirahatkan tulang belulang ku yang sedari tadi berteriak kelelahan. Sebenarnya bukan hanya raga ku yang lelah, tetapi juga jiwaku.

Aku lelah, aku capek, aku menyerah!

Hari ini hari yang sangat melelahkan. Dengan bodohnya aku menghabiskan segenap energi ku hanya untuk menangisi seorang lelaki pecundang! Sialnya ia membuat hatiku teriris-iris dan menyumpahinya.

Ceritanya begini, aku menyukai seorang lelaki bernama Aksel. Dia adalah teman satu sekolah ku. Kelas kami bersebelahan, aku kelas 2 IPA 5 dan Aksel 2 IPA 4. Awalnya aku berusaha mendekati Aksel. Langkah pertama yang aku lakukan adalah mencari tahu nomor ponsel nya.

Setelah aku dapat nomor ponsel nya, aku lantas mengiriminya pesan singkat dan ternyata Aksel merespon ku. Yes! Lampu kuning. Aksel tetap merespon namun Ia nampak hati-hati.

Setiap hari kami selalu berkomunikasi, sampai tiba saatnya aku ingin Aksel tahu perasaanku. (Tapi bukan nembak loh ya!).

Setiap kali berpapasan dengan Aksel, Hari dan beberapa teman sekelas Aksel selalu menggoda kami, nampaknya mereka melihat status facebook ku tadi malam. (GR ♥ RAS) Malu sih, tapi senang! Haha

Tapi, 2 minggu setelah itu Aksel berubah. Mungkin Ia risih karena selalu digoda oleh teman-teman nya atau mungkin Ia risih karena Aksel tidak suka padaku? Hmmmm. Bisa jadi. :(

Selidik demi selidik, ternyata Aksel sedang bingung. Ia galau apakah akan kembali bersama mantan kekasihnya yang di Bogor atau membuka hati dengan orang baru: aku. Dan sedihnya, ternyata ia memutuskan untuk memilih mantan kekasihnya.

Tetapi aku tetap mengiriminya pesan singkat walaupun terkadang tidak dibalasnya. Sampai tiba akhirnya hari ulang tahun Aksel dan aku mengirim ucapan dan doa yang cukup frontal:

Selamat ulang tahun Aksel, semoga apa yang kamu inginkan tercapai di tahun ini. Dan semoga kamu bisa jadii pacar aku. Haha aamiin.

Aku juga sering mengirimnya lirik lagu yang menggambarkan perasaanku seperti lagu Dari Hati.

Ku ingin kau menjadi milikku entah bagaimana caranya. Lihatlah mataku untuk memintamu. Ku ingin jalani bersamamu coba dengan sepenuh hati. Ku ingin jujur apa adanya dari hati.

Sering kali Aksel risih dengan semua pesan singkat yang aku kirimkan. Bahkan Ia memperlihatkan isi pesan singkatku kepada teman-temannya dan menyebutku "Cewek Centil".

Jleb! Rasanya pisau belati menancap di dada ketika mendengar berita itu dari Fahri. Aku lantas menangis hebat di kelas. Sampai-sampai ada segelintir teman sekelasku yang mengataiku "Lebay". Aku tak peduli, aku tetap menangis. Kalian ga ngerasain sih rasanya jadi aku gimana!

Rasa kecewa perlahan menyelinap. Aku tak dapat membendung kesedihan di sudut hatiku ini. Saat itu aku memutuskan untuk melupakan Aksel. Beberapa hari kemudian aku menyandang status berpacaran dengan pria yang baru aku kenal.

Aku masih cukup sering berkomunikasi dengan Aksel. Dan tahu kan apa yang terjadi? Aksel mulai memberikan lampu hijau kepadaku! Aku bingung harus bagaimana. Dan dengan bodohnya aku memutuskan hubunganku dengan Hilmi. (Maafkan aku Hilmi :( )

Aku pikir ini akan menjadi jalan untuk ku berpacaran dengan Aksel. Tapi aku salah besar! Aksel teramat marah ketika Ia mengetahui bahwa sebenarnya aku sudah punya pacar. Tapi kan aku udah mutusin Hilmi demi Aksel :(

Beribu sms permohonan maafku tak satupun Aksel balas. Teleponku tak pernah diangkat. Akhirnya aku memutuskan untuk menemui Aksel untuk meminta maaf keesokan harinya.

"Aksel, bisa ngomong sebentar ga? Plis ini penting banget"
Namun Aksel sama sekali tidak menghiraukanku dan menganggapku tidak ada. Ia malah berjalan menghidar menjauhiku.

"Plis banget Sel, maafin aku. Aku tau aku salah. Aku minta maaf. Maaf banget. Maaf banget. Maaf banget. Kamu mau kan maafin aku?" Dengan memasang muka memelas aku terus berusaha meminta maaf pada Aksel dan mengejarnya. Tapi lagi-lagi Aksel tak menghiraukanku.

Aku terus mengejar Aksel hingga ke parkiran depan ruang OSIS dan tak henti-henti nya melontarkan permohonan maaf. Disana banyak teman-temanku yang melihat. Tapi aku tidak mempedulikannya. Aku hanya ingin Aksel memaafkanku, itu saja.

Semakin giat aku melontarkan kata maaf, semakin membuat Aksel geram. Aksel sama sekali tidak mau berbicara denganku. Ia diam seribu bahasa. Mukanya merah padam. Aku bisa melihat kemarahan dan kebencian dihatinya kepadaku. Bahkan saat aku meminta tolong Armi untuk membujuk Aksel agar mau berbicara denganku, Ia semakin menjadi. Amarahnya tidak bisa diredam lagi.

Lama-kelamaan setelah melihat sikap Aksel yang tidak mempedulikan niat baik ku untuk meminta maaf, aku menjadi emosi. Urat malu ku yang sudah kepalang putus, harga diriku yang sudah terlanjur lenyap dan merasa tidak dihargai membuat hati ini terasa diterkam rasa sakit yang luar biasa.

Aku tak bisa menahan amarah yang mengebu-gebu dihatiku. Aku bisa merasakan butiran bening membasahi pipiku. Sejurus kemudian aku membalikkan badan dan berjalan cepat menuju motorku. Secepat kilat aku men-starter motorku. Tanpa menggunakan helm aku pun tancap gas sekencang-kencangnya meninggalkan lapangan parkir.

Rasanya seperti ditusuk-tusuk pedang 1000 kali. Sangat menyakitkan. Jutaan sumpah serapah terlontar dari mulutku. Air mata semakin deras membanjiri rok seragam. Aku yang tidak tahu harus kemana akhirnya memutuskan untuk ke rumah Arini di dekat sekolah.

Di bawah terik matahari pasti terlihat jelas sekali wajahku yang merah padam dan air mata yang terus berguguran di pipiku. Teman-teman Aksel yang melihat kejadian itu merasa kasihan kepadaku dan beberapa diantara mereka memarahi Aksel. Namun Aksel tetap saja bungkam. Bibirnya seperti terkunci oleh gengsi.

Aku tidak tahu persis kondisi Aksel saat itu. Aku hanya diceritakan oleh Arini dan Reina setibanya dirumah Arini. Disana aku menangis sejadi-jadinya. Aku meluapkan semua emosiku. Hingga air mataku kering akhirnya aku berhenti menangis berkat Arini dan Reina yang berusaha menenangkanku.

Aku tahu aku salah. Tapi ga usah kayak gini caranya dong! Kalo dari awal Aksel emang ngasih lampu ijo, aku juga ga bakalan jadian sama Hilmi. Mungkin sekarang temen-temennya Aksel bilang kalo ini semua karena salah aku. Tapi mereka ga ngerti posisi aku kayak gimana! Oke semua ini salah aku. Glave yang salah dan Aksel yang selalu bener. Puas kalian?!!!!!!!!!!

Liat aja Sel, suatu saat nanti kamu bakalan bayar atas semua tetes air mata tiap kali aku nangis gara-gara kamu! Kamu bakalan ngerasain apa yang aku rasain! Entah kamu yang bakalan diginiin sama cewek lain, atau kamu yang balik suka sama aku disaat aku udah bahagia sama yang lain dan kamu ga akan pernah bisa move on dari aku! Kamu bakal nyesel seumur hidup kamu karena udah nyia-nyiain aku! Kamu jahat banget, Sel! Aku benci banget sama kamu! Dan suatu saat itu pasti bakal terjadi tapi gatau kapan, Allah itu maha adil. Inget Rahadian Aksel Surapati, KARMA IS TRUE!!!

Tahun demi tahun berlalu. Aku semakin lupa dengan sosok Aksel. Ku dengan segelintir kabar dari teman-temanku jika Aksel masih belum bisa move on dariku. Memang terlihat dari cara Aksel yang selalu BBM, selalu perhatian, selalu kepo sama sosmed ku. Memang benar kuasa Tuhan, Dia sungguh maha pembolak-balik hati. Sekarang aku sama sekali tidak ada perasaan apapun kepada Aksel. Berbeda dengan Aksel, sampai 4 tahun ini Aksel merasa menyesal dan tidak bisa melupakan bayang-bayangku. Aku hanya bisa tersenyum. Ini lah yang disebut karma dan selamat menikmati Rahadian Aksel Surapati!