Kamis, 31 Oktober 2013

Bersyukur

Pernahkah kau merasa jika engkau lah orang paling tidak beruntung sedunia?
Pernahkah kau merasa jika engkau tidak berguna?
Pernahkah kau merasa jika Tuhan tidak adil kepadamu?
Ya, itulah yang selalu aku rasakan.

Kadang aku ingin bertanya pada Tuhan,
Mengapa aku tidak seperti mereka?
Mengapa aku tidak terlahir sebagai anak konglomerat?
Mengapa aku tidak terlahir cantik jelita?
Mengapa aku tidak terlahir dengan otak brilian?
Mengapa aku tidak bisa mendapatkan apa yang aku inginkan?
Mengapa aku tak punya banyak teman?
Mengapa aku selalu sendirian?
Mengapa aku tidak terlahir seperti ini?
Mengapa tak satu pun kelebihan kau selipkan di dalam diriku ini?

Aku lelah Tuhan, harus menjadi seseorang pecundang seperti aku ini
Aku letih selalu terlupakan dan terbelakang
Aku resah bila bertemu orang
Aku minder jika berhadapan dengan teman-temanku

Katanya Tuhan itu adil, tapi nyatanya? Apa ini yang dibilang adil?

Inilah kisahku, namaku Glaverina Reiska. Aku adalah seorang gadis biasa yang terlahir dari keluarga biasa. Aku bukan anak orang kaya yang selalu hidup dengan penuh kemewahan. Aku hanya anak karyawan BUMD dan PNS. Rumahku tidak terlalu besar, tapi cukup untuk menampung 1 mobil hasil kerja keras orang tuaku.

Cantik? Mungkin hanya orang katarak yang bilang aku cantik. Ibuku saja hanya sesekali mengatakan aku cantik. Aku memang berbeda. Aku lah satu-satunya yang berkulit gelap setelah ayahku. Ditambah lagi sifat jutek yang diwariskan ayah kepadaku. Mana ada cantik-cantiknya.

Modis? Aku tidak mengerti fashion dan tidak memiliki uang banyak untuk membeli itu semua. Style ku bisa dibilang biasa saja. Aku tidak mempunyai barang-barang bermerk. Paling mahal harganya seratus lima puluh ribu.

Pintar? Hmmmm hanya waktu SMA kelas 1 saja pernah 2 kali mendapat ranking 1 di kelas. Selebihnya? Tidak..  Mungkin dewi fortuna sedang berpihak kepadaku saat pengumuman SNMPTN dan aku dinyatakan masuk Universitas negeri.

Pacar? Dari dulu aku tidak pernah punya pacar yang tampan ataupun kaya. Siapa sih lelaki yang mau dengan wanita biasa seperti aku? Lelaki itu kan melihat wanita dari fisiknya dulu. Dan aku tidak pernah bahagia bersama lelaki-lelaki yang pernah jadi pacarku.

Teman? Percaya atau tidak jumlah teman-teman yang aku miliki bisa dihitung. Itu karena aku sangat introvert dan pemalu. Waktu kecil, aku sering dikurung di rumah. Aku tidak boleh keluar karena katanya dulu rawan penculikan anak. Aku hampir tidak mempunyai teman rumah saking selalu diam di dalam rumah. Sampai tiba saatnya aku harus mengenyam pendidikan. Aku takut dengan dunia luar sampai-sampai mogok sekolah!

Kelebihan? Haha kelebihan apa coba? Kelebihan berat badan sih bisa jadi. Sampai 20 tahun aku hidup di dunia, aku tidak tahu hobi, passion, minat dan bakat ku ini di bidang apa. Nyanyi? Suaraku cempreng begini mana bisa nyanyi dengan merdu. Seni? Aku tidak bisa bermain alat musik. Olahraga? Kalau aku suka olah raga mungkin badanku proporsional. Sayangnya aku tidak suka dengan hal-hal yang melelahkan. Baca? Ya Tuhaaaan, itu bikin ngantuk. Nulis? Nulis apa? Diary? Haha. Masak? Haha Ibu ku tidak suka masak jadi jarang masak di rumah. Dan tentu saja aku tidak bisa masak.

Jadi apa kelebihanku?
Tak ada satupun yang bisa dibanggakan dari seorang Glaverina Reiska!

Kadang aku iri jika melihat teman-temanku, mereka anak orang kaya. Mereka bisa membeli apa saja yang mereka inginkan. Dengan uang segalanya bisa menjadi nyata.

Orang cantik, pasti banyak lelaki yang mengantri ingin jadi kekasihnya. Sedangkan aku? Cari cowok yang mau sama aku saja rasanya seperti mencari jerami ditumpukan jarum. Kalaupun aku yang suka duluan, pasti jadi selalu korban harkos, PHP dan sejenisnya.

Orang pintar, IP mereka tinggi Sedangkan aku selalu rendah padahal aku sudah susah payah belajar. Terlebih lagi orang yang pandai berbicara, aktif di kelas pasti dikenal dosen dan mendapat nilai bagus. Aku? Selalu pasif di kelas. Tidak bisa berpikir kritis. Benci debat.

Orang lain punya banyak teman, selalu have fun bersama teman-temannya. Aku? Perasaan temanku hanya itu-itu saja. Mungkin karena aku jutek jadi orang-orang enggan berteman denganku. Lebih tepatnya aku tidak bisa cepat akrab dengan orang baru, aku selalu kebingungan jika berhadapan dengan orang baru. Intinya aku tidak bisa basa-basi. Karena aku lebih suka to the point. Mungkin untuk orang yang baru pertama kali bertemu denganku pasti men-judge aku Mrs. Jutek. Tapi hey, percayalah jika sudah kenal aku baik kok orangnya :(

Aku jadi lebih suka melakukan semua hal sendirian. Bisa dibilang autis. Saking seringnya sendirian, semakin sini aku rasa aku semakin anti sosial! Oh my God!

Orang berbakat, mereka bisa menyalurkan bakatnya dengan baik. Banyak temanku yang menjadi artis, model, penyanyi, pemain band, MC, asdos, guru, pengusaha, chef dll. Sedangkan aku? TIDAK BISA APA-APA.

Sudah jelas kan, aku ini tidak berguna. Tidak ada yang bisa aku banggakan. Tapi ternyata aku hanya selalu melihat ke atas. Aku terlalu naif, aku tidak pernah bersyukur atas semua yang Tuhan berikan untukku.

Betapa beruntungnya aku memiliki keluarga yang sangat menyayangi ku. Aku masih punya rumah. Sedangkan lihatlah anak-anak yatim piatu dan anak-anak jalanan. Mereka tidak punya orang tua, tidak punya rumah, dan tentu saja kurang kasih sayang orang tua. Mestinya aku bersyukur, orang tua ku masih mampu membiayai hidupku. Anak macam apa aku ini yang tidak pernah menghargai perjuangan orang tuaku? :(

Aku dianugrahi anggota tubuh yang lengkap oleh Tuhan. Tapi masih saja aku mengeluh tentang parasku yang tidak cantik. Harusnya aku bersyukur, lihatlah orang-orang yang cacat fisik. Bagaimana rasanya harus menjalani hidup tanpa anggota tubuh yang lengkap? Astaghfirullahaladzim aku tak sanggup untuk membayangkannya.

Tuhan masih sayang padaku, mungkin jika parasku cantik aku bisa jadi bahan permainan lelaki tak bertanggung jawab! Percayalah lelaki baik-baik hanya untuk wanita baik-baik. Dan ternyata sebejad-bejadnya seorang lelaki terhadap wanita, mereka nantinya akan memilih wanita baik-baik yang bisa menjaga harga dirinya.

Mengenai kecerdasan, harusnya aku bersyukur karena aku masih dianugrahi otak. Sedangkan orang-orang cacat mental diluar sana harus hidup dengan kondisi seperti itu. Mungkin aku saja yang pemalas untuk menuntut ilmu, atau mungkin juga jika aku pintar aku akan menjadi sombong sehingga Tuhan tidak menganugrahkan kecerdasan berfikir kepadaku.

Soal teman-temanku, mungkin Tuhan sengaja mengirim orang-orang pilihan untuk berteman denganku sehingga aku tidak terjerumus kedalam hal-hal negatif. Lihatlah diluar sana banyak kasus remaja yang hamil di luar nikah, pecandu narkoba, dll. Sekali lagi aku harus bersyukur kepada Tuhan atas semua ini.

Mungkin soal minat, bakat dan passion, itu sebenarnya bisa dilatih dan ditekuni sendiri. Dimana ada kemauan disitu ada jalan. Sekarang aku mulai menekuni dunia tulis-menulis, sedikir-sedikit aku ingin belajar menjadi seorang penulis profesional seperti Dewi Lestari, Tere Liye dan Clara Ng. Dan aku yakin suatu saat aku pasti bisa seperti mereka. Semangat!

Betapa kufur nya aku dengan semua nikmat dan anugerah yang Tuhan berikan kepadaku. Aku terlalu naif untuk bersyukur atas segala yang aku miliki. Maafkan aku Tuhan telah menjadi manusia yang sombong. Terimakasih Tuhan atas semua ini. Aku sangat bersyukur dan aku bahagia. :)

6 komentar:

  1. wah sangat memotivasi mba rieska ^_^ good luck deh ya :)

    BalasHapus
  2. Senasib dengan ku mbak rieska, tp mbak masih beruntung terlahir dari keluarga pns yang punya gaji tetap, saya terlahir dari keluarga swasta yang kerjanya serabutan, tidak bisa dipastikan pendapatannya.
    Mbak juga beruntung bisa masuk universitas negeri, sedangkan saya waktu itu tidak punya biaya untuk mengikuti umptn, padahal bisa dibilang otakku kanan ku lumayan, aku selalu dapat rangking 3 besar di sekolah.
    Selebihnya kisahku seperti tulisan mbak rieska..

    BalasHapus
  3. Sepemikiran dengan ku, banyak hal yang ngena dihati seperti membaca diri sendiri

    BalasHapus