Kamis, 25 Desember 2014

Kekasih Masa Depan

Wahai kekasih masa depan
Mendekatlah padaku
Jangan terus bersembunyi
Aku ingin bertemu denganmu

Wahai kekasih masa depan
Jika kita bertemu kelak
Aku tidak akan melupakan momen terindah itu
Pertemuan itu akan menjadi gerbang awal kebahagiaan kita

Wahai kekasih masa depan
Jika kita telah bertemu dan saling jatuh cinta
Aku bisa pastikan kita akan menjadi pasangan paling bahagia sedunia
Kita adalah takdir cinta yang terindah

Wahai kekasih masa depan
Jangan pernah kau ragu padaku
Aku adalah orang yang Tuhan kirim untuk mencintaimu sepenuh hati
Aku akan menyayangimu setulus hatiku

Wahai kekasih masa depan
Jangan pernah mengkhawatirkanku
Aku bukan gadis manja yang selalu ingin ditemani sepanjang hari
Aku sudah terbiasa melakukan berbagai hal sendirian

Wahai kekasih masa depan
Aku tidak akan menuntut apapun darimu
Aku hanya ingin kau mencintaiku sepenuh hati
Dan aku ingin kita bersama selamanya

Wahai kekasih masa depan
Walau entah kapan kita bisa bertemu
Tetapi tak pernah terlewat doa di sepertiga malamku
Semoga takdir akan mempertemukan kita dalam satu ikatan suci

Aamiin :)

Sabtu, 20 Desember 2014

Dear You

Dear You,

Hey kamu.
Iya kamu.
Kamu yang belakangan ini selalu mengisi hari-hariku.
Entah mengapa detik ini aku memikirkanmu.

Aku tahu.
Aku memang bodoh.
Dan aku sadari itu.
Aku terlalu terbelenggu oleh bayang-bayang masa laluku.
Aku terlalu berharap pada sesuatu yang tidak pasti.
Aku terlalu sibuk mencari seseorang yang sempurna.
Aku tidak pernah sadar dengan ketulusan hatimu.
Tetapi kamu selalu berusaha menjadi yang terbaik.

Aku tahu.
Aku memang jahat.
Dan aku sadari itu.
Bahkan saat aku sedang bersamamu,
aku masih memikirkan dan membahas sosok masa laluku.
Tanpa memikirkan betapa teriris-irisnya hatimu.
Tetapi kamu masih bisa tersenyum untukku.

Aku tahu.
Aku memang egois.
Dan aku sadari itu.
Aku masih ingin bersenang-senang dengan pria lain.
Aku masih ingin jalan bersama pria lain.
Aku masih ingin bebas melakukan apapun dengan pria lain.
Tanpa memikirkan betapa terbakarnya hatimu saat itu.
Tetapi kamu selalu sabar.

Aku tahu.
Aku memang kekanak-kanakan.
Dan aku sadari itu.
Aku memang labil.
Aku memang emosian.
Aku memang "rudet".
Tanpa memikirkan betapa kesalnya perasaanmu.
Tetapi lagi-lagi kamu selalu sabar menghadapiku.

Maaf.
Maafkan aku.
Maafkan aku yang bodoh.
Maafkan aku yang jahat.
Maafkan aku yang egois.
Maafkan aku yang bodoh, jahat dan egois.

Aku terlalu terbelenggu oleh ilusi, emosi dan ego ku sendiri.
Aku terlalu dibutakan oleh kesakithatianku terhadap masa lalu.
Aku terlalu tunduk dengan rasa penasaran dengan masa lalu.
Aku terlalu naif, egois, dan keras kepala.
Aku terlalu terobsesi dengan masa laluku.

Kini aku sadar.
Aku tidak perlu menunggu seseorang yang tidak pasti.
Aku tidak perlu menanti sesuatu yang tidak pasti
Aku tidak perlu memperjuangkan sesuatu yang tidak patut untuk diperjuangkan.
Aku tidak perlu berkorban demi orang yang tidak mempedulikanku.
Aku tidak perlu mencintai seseorang yang tidak tulus mencintaiku.

Kini aku sadar.
Ada hati yang sedang menunggu ku.
Ada hati yang sedang menanti.
Ada hati yang sedang memperjuangkan ku.
Ada hati yang rela berkorban untukku.
Ada hati yang benar-benar tulus mencintaiku.

Siapakah dia ?
Kamu.
Iya kamu.
Kamulah orangnya.
Andi Wira Saputra :)

With Love,
Glaverina Reiska.

Sabtu, 06 Desember 2014

Thinking of You, Rez!

Hari itu langit sedang meneteskan buli-bulir air kegalauan. Aku terpaksa berhenti di salah satu mall yang aku lewati untuk berteduh. Daripada hujan-hujanan, lebih baik aku berteduh sambil memanjakan perut yang meronta-ronta minta diisi pikirku. Entah mengapa aku sedang tidak mood hujan-hujanan. Padahal biasanya aku suka berdiam diri dibawah hujan. Membiarkan tubuhku dialiri bulir-bulir air yang akan membunuh segenap perasaan gundah gulana.

Saat sedang antri membeli makan, tiba2 handphone ku berbunyi. Rupanya ada bbm dari Milati.
Glave lagi dimana ? Bisa ke rumah Andi ngga ? Aku ingin main.

Secepat kilat aku membalas,
Di BTC say. Hayu aja tapi sebentar aku mau makan dulu.

Kemudian handphone ku bergetar,
Ga usah makan dulu ih bareng aja aku juga laper belum makan.

Aku terpaksa meninggalkan antrian dengan pura2 ditelepon karena malu. Seperti orang aneh sudah mengantri panjang-panjang saat sudah didepan kasir malah pergi.

Kemudian aku langsung berjalan ke parkiran. Setibanya disana ternyata hujan. Aku lantas menghubungi Milati. Setelah berkompromi akhirnya aku menunggu dijemput oleh mereka.

Sambil menunggu aku berjalan ke arah mushola. Tiba-tiba pikiranku terlempar pada 2 tahun yang lalu. Tempat ini mengingatkanku pada seseorang. Siapa lagi kalau bukan Rezky. Tempat ini memang banyak menyimpan kenangan ku bersamanya.

Setengah jam kemudian akhirnya mereka sampai juga. Aku yang sedang berdiri dipinggir jalan lantas masuk ke mobil. Ternyata Milati datang bersama Andi dan Novan. Ku harap setelah bertemu mereka aku bisa terlepas dari ilusiku. Ternyata aku salah. Aku malah semakin terjerat ke dalam ilusiku. Bahkan bertambah parah. Selama di perjalanan aku masih terbayang Rezky.

Saat melihat ke belakang ternyata Milati dan Novan sedang bermesraan. Mengingatkan ku pada Rezky. Dulu kami pernah melakukan hal yang sama. Hah tambah galau!

Entah efek setelah hujan atau memang aku yang masih belum bisa mengontrol perasaanku yang sedang tidak karuan. Aku masih menatap ke luar jendela. Tetapi pikiranku jauh melayang-layang memikirkan Rezky. Hanya Rezky, Rezky dan Rezky. Kedengarannya seperti berlebihan. Tapi inilah yang ku rasakan.

Sesekali Andi berusaha menghibur, tapi aku hanya tertawa seperti terpaksa. Ngomong-ngomong soal Andi, belakangan ini aku merasa ada yang aneh dengannya. Dia jadi sering bbm dan memujiku seperti memberi kode bahwa ia tertarik kepadaku. Entahlah. Mungkin ia hanya bercanda. Andi memang sangat humoris. Walau terkadang humornya membuat ku hilang selera.

Aku mematung. Benar-benar kaku. Canggung. Malu. Bingung. Semuanya campur aduk.

Cause when I'm with him I'm thinking of you...

Lagu Katy Perri itu serasa mewakili perasaanku. Ragaku memang disini. Berada di dekat Andi. Tetapi pikiranku sedang menjelajah kemana-mana.

Aku tahu Andi pasti menyimpan rasa padaku. Terlihat jelas dari bbm nya dan tingkah lakunya yang berbeda belakangan ini. Selidik demi selidik, ternyata Andi sudah mengincarku dari sejak awal PPL. Tetapi ia belum mempunyai keberanian untuk mendekatiku.

Kami memutuskan untuk makan di salah satu tempat makan di kota Bandung. Makanannya memang terkenal enak tapi bagiku terasa hambar.

Mengapa aku kurang menikmati perjalanan ini. Pikiranku masih saja bercabang. Memikirkan ini itu yang membuat kegalauan yang dibuat sendiri oleh ilusiku.

Setelah makan, kami mengisi bensin dan mampir ke toko bunga. Sebenarnya aku sudah feeling pasti Andi akan memberikannya padaku. Aku ingin melarangnya tetapi takut dikira terlalu percaya diri.

Kemudian kami memutuskan untuk pulang. Aku minta diturunkan di BTC untuk mengambil motorku. Tadinya Andi ingin mengantarkanku pulang karena tidak tega membiarkanku pulang sendirian malam-malam. Tetapi aku menolak. Aku tidak ingin merepotkan Andi. Lagi pula aku sedang ingin sedirian.

Saat akan turun dari mobil, ternyata Andi memberikan bunga mawar merah padaku. Aku terkejut. Bingung. Perasaanku campur aduk seperti gado-gado. Satu sisi aku senang, satu sisi aku berharap Rezky yang memberikannya padaku. Otakku dipenuhi oleh buaian ilusi-ilusi.

Setibanya di rumah. Aku langsung menghubungi Andi.
Terimakasih ya. Maaf ngerepotin.

Aku lantas memandangi bunga mawar pemberian Andi. Terdiam. Perasaan berdosa menyelimuti pikiranku. Aku menyesal. Mengapa aku tidak profesional. Mengapa aku bertindak seperti itu? Mengapa aku terlalu terbawa suasana? Pasti itu akan melukai perasaan Andi. Bodoh memang aku ini. Jahat memang. Aku memang jahat.

Aku menyesali diriku sendiri. Mengapa setiap kali menatap Andi bayang-bayang Rezky selalu menghantui? 

To be continued...

Selasa, 02 Desember 2014

Sajak Kesepian

Sendiri
Aku sendiri
Selalu sendiri
Lebih senang menyendiri
Kemana-mana sendiri
Sudah terbiasa sendiri
Mungkin aku terlalu mandiri

Sendirian
Aku sendirian
Hanya aku dan diriku
Berkawan dengan kesendirian
Bersahabat dengan kesepian
Sendiri sama dengan sepi

Apakah aku seperti matahari?
Bercahaya tapi sendirian
Ataukah aku seperti rembulan?
Bersinar tapi sendirian

Sendirian
Lagi-lagi sendirian
Apa kalian pernah berpikir?
Matahari dan rembulan yang berkilauan itu
Ternyata kesepian
Menatap dunia yang ramai
Sementara mereka hanya sendirian

Matahari sendirian
Rembulan sendirian
Bisa jadi mereka ingin bersama
Saling menjaga dan melengkapi
Tetapi terhalang siang dan malam

Aku sendirian
Kamu sendirian
Bisa jadi kita ingin bersama
Saling menjaga dan melengkapi
Tetapi terhalang ego masing-masing

Aku sendirian
Kamu sendirian
Aku dengan ego ku
Kamu dengan ego mu

Aku sendiri
Kamu sendiri
Aku dan kamu
Sama dengan kita

Aku tahu aku kesepian
Aku tahu kamu kesepian
Sendiri itu sepi
Berdua itu saling melengkapi

Tetapi mengapa kita memilih untuk sendiri ?