Minggu, 02 Agustus 2015

Alhamdulillah, Allah itu Baik.

Awalnya aku pikir, aku tidak akan pernah bisa menemukan satu pria yang benar-benar klop denganku. 3 tahun melajang membuatku nyaris putus asa untuk bisa menemukan belahan jiwaku. Aku lelah ya Allah, terus berkelana tetapi tidak pernah berujung indah. Terlalu sering disakiti, ditinggalkan dan tidak diberi kepastian membuatku muak dan cukup kebal dengan kondisi "sendiri". Ya,  benar-benar sendiri. Tidak ada satupun orang yang menemani.

Kesepian? Mungkin. Tapi tidak terlalu juga. Beberapa pria silih berganti datang dan pergi menemaniku dengan caranya masing-masing. Mereka hanya "transit", tidak benar-benar berlabuh di hatiku. Entah mengapa Tuhan selalu mempunyai cara agar aku gagal bersama mereka. Sedih? Pasti. Tetapi dibalik itu semua mungkin inilah cara Allah menunjukkan bahwa mereka bukan yang terbaik untukku.

Terakhir aku dekat dengan pria teman kampusku. Namanya Agha. Dia memang baik, lumayan klop denganku. Tetapi sayang, dia tidak terbuka. Dia berubah saat aku benar-benar membutuhkannya. Aku benci. Dia berbohong. Dia tidak pernah peka. Lebih dari 3 bulan waktuku terbuang sia-sia, skripsiku terbengkalai. Tetapi apa yang aku dapat? Hanya kebohongan dan tidak ada kepastian. Muak rasanya. Aku lelah berjuang sendiri. Lalu ku putuskan untuk mundur. Tak ada gunanya aku teruskan, hanya membuatku sakit.

Sampai suatu ketika, Tuhan berbaik hati mempertemukan aku dengan Manji. Dia adalah teman dekat Zafar, pacarnya Meilani sahabatku. Awalnya aku bersikap biasa saja. Malah tidak memperdulikannya karena aku masih fokus mengurusi skripsiku.

Malam itu kami bertemu, aku sempat kesal karena tidak sesuai rencana. Membuang-buang waktu saja. Aku sudah bosan. Sampai aku bersumpah jika malam ini tidak jadi bertemu, aku tidak pernah mau mengenalnya lagi. Tetapi untung saja waktu masih memberikan kami kesempatan untuk bertemu. Lalu kami bertemu dan berbincang-bincang. Ternyata orangnya sangat mengasyikan. Enak diajak berbicara dan banyak kesamaan diantara kami. Tidak mengecewakan lah. Aku mencabut jauh-jauh sumpahku. It's okay. Awal yang baik pikirku.

Dibawah terangnya rembulan dan dinginnya angin malam, kami masih asyik berbincang-bincang. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 22.00. Tetapi aku masih ingin bersamanya. Entah mengapa kali ini aku tidak ingin membunuh waktu sama sekali.

Tiba-tiba muncul notifikasi dari Instagramku, nampaknya ada stalker yang sedang kepo. Memberi like dan komen semua fotoku bersama Agha.
"Perasaan kenal deh cowonya, itu Agha ya?". Tetiba mood ku berubah, ribuan pertanyaan menghujam otakku. Tetapi aku tunda dulu. Aku harus menikmati detik-detik pertemuanku dengan Manji malam ini.

Tidak bisa ditoleransi lagi, aku benci ini. Aku benar-benar harus pulang. Malam sudah semakin larut. Aku bisa dimarahi jika pulang terlalu malam. Kemudian kami memutuskan untuk pulang. Dia mengantarkan aku pulang sampai ke gang rumah. Sisa pertemuan tadi masih terasa. Aku bahagia dan aku merindukannya. "Terimakasih Tuhan, malam ini sungguh indah." Ujarku sambil tersenyum kepada bulan.

Setibanya di rumah. Aku kembali penasaran dengan sosok perempuan yang stalking instagramku tadi. Ternyata oh ternyata setelah aku selidiki, dia memang mantan kekasih Agha. Untuk apa dia sampai segitunya kepo dan komen di foto kami kalau tidak ada apa-apa. Pikiranku terpecah belah.

Apa mungkin Agha dekat lagi dengan mantan kekasihnya itu? Pantas saja beberapa waktu belakangan ini dia berubah. Lama membalas chat, sudah tidak memanggilku dengan kata "sayang" lagi. Oh iya aku hampir lupa, aku dan Agha memang bisa dibilang teman rasa pacar. Kami tidak pacaran namun selalu terselip kata "sayang" di setiap pembicaraan kami. Pantas saja dia berubah. Ternyata ada mainan baru.

Aku langsung mengirim pesan bbm dan menanyakannya. Dengan entengnya dia hanya menjawab. "Fans. Hahaha". Hatiku mendengus kesal. Tidak bisa serius yah. Dasar. Sialan. Menyebalkan. Lalu ku bilang, "Tidak mungkin sampai segitunya jika tidak ada apa-apa. Nampaknya dia masih mengharapkanmu. Maaf jika kehadiranku mengganggu hubungan kalian. Aku dan kamu tidak ada apa-apa kan. Santai aja. Sana balikan saja dengan dia" Intinya seperti itu.

Jawaban darinya sangat amat menyebalkan. Lagi-lagi dia menjawab dengan enteng, "Dia hanya masa lalu. Tenang saja. Iya kan aku dan kamu memang tidak ada apa-apa. Biasalah artis banyak fansnya." Menyebalkan. Bukan itu jawaban yang aku inginkan. Sama sekali tidak menenangkanku.

Kemudian aku lihat foto-foto di instagram wanita itu. 10 minggu yang lalu dia upload foto screenshoot chat mereka ketika anniversary 84 bulan. Ku ingat-ingat ternyata pada minggu-minggu itu aku sudah dekat dengan Agha selama dua minggu. Fix aku dibohongi. Dia bilang sudah menjomblo 3 bulan. Ternyata aku benar-benar dibohongi.
 
Sungguh aku tidak menyangka tega-teganya dia membohongiku. Jahat. Aku tidak suka. Aku benci dia. Jadi ini balasan untukku? Teganya bermain dibelakangku. Hati ini rasanya seperti ditonjok ribuan tangan. Damn! Aku benci dia. Malam ini aku benar-benar memutuskan untuk mundur. Sudah tidak bisa lagi aku toleransi. Aku benar-benar harus pergi.

Air mata sudah nyaris rontok. Tapi ku pikir untuk apa menangisi pria seperti itu. Tidak ada gunanya. Masih tidak menyangka dengan ini semua, aku hanya bisa melamun sambil mendengarkan lagu Noah-Dibelakangku. Kemudian beberapa saat kemudian Manji meneleponku. Dengan backsound lagu Noah itu aku berbincang-bincang

Aku yang tadinya kesal bukan main, seketika berubah menjadi bahagia. Manji berhasil membuatku lupa dengan kesakithatianku terhadap Agha. Dia benar-benar mengalihkan perhatianku. Kini aku sama sekali tidak merasa sakit hati. Terimakasih ya Allah, ketika aku sakit dengan segera Engkau berikan obatnya kepadaku. Alhamdulillah, Allah memang maha baik. Ia selalu memberikan apa yang umatnya butuhkan.

To be continued....