Kamu seperti kata ambigu. Menjebak otakku ke dalam siklus menerka-nerka tiada batas. Memaksa alam bawah sadarku untuk menemukan arti dirimu yang sebenarnya.
Menuliskanmu ke dalam kata-kata, seperti tersesat pada ribuan kata ambigu dalam ensiklopedia. Perlu menjelajahi ruang dan waktu demi menemukan arti yang tepat untuk dirimu.
Sekali lagi, kamu ambigu. Seperti tulisan stenografi, yang begitu rumit dan tidak dapat dicerna oleh kadar intelektual manusia biasa. Bahkan seorang stenografer yang handal sekalipun tidak dapat memahami apa arti dirimu sebenarnya.
Kamu memang benar-benar ambigu. Bahkan logika saja tak cukup pandai untuk mengartikan dirimu. Ku pikir mungkin kinerja emosionalku bisa membantu mengartikannya.
Sayang sekali, ternyata tidak.
Banyak rasa yang kau tawarkan. Banyak sikap yang kau suguhkan. Kamu adalah ambiguitas cinta yang indah. Meski terlalu banyak arti yang harus aku mengerti dan membuat hatiku porak poranda kebingungan, aku tetap menikmatinya. Tak peduli seberapa akurat hasil aku menerka-nerka, yang penting aku bahagia.
Hey lelaki ambigu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar