Hujan masih memayungi kota Cimahi. Iramanya berdentam-dentam mengetuk atap dan menyentuh tanah. Kata orang, hujan identik dengan perasaan melow dan galau. Entah itu teori dari mana tapi aku benar-benar merasakannya. Aku suka hujan di malam hari. Begitu menenangkan, membuatku terlelap dalam tidur. Ku matikan lampu kamarku dan menyetel lagu melow pengiring tidur.
Tiba-tiba aku merindukan Beni, adik tingkat ku di kampus. Sosoknya yang belakangan ini selalu menemaniku setiap hari membuat waktu ku tersita karena memikirkannya. Aku teringat kali pertama aku bertemu dengannya di Kantin FPEB, saat aku pulang survey villa untuk acara Riung Mumpulung dengan teman-temanku angkatan 2012. Beni adalah mahasiswa baru angkatan 2013 yang sedang berdiskusi tentang acara RM dengan panitia angkatan 2012. Setelah pulang dari sana, BBM ku bergetar. Ada undangan permintaan teman masuk: Moch. Beni Rahadian. Tanpa pikir panjang aku langsung menerima permintaan teman itu. Ku lihat display picture nya ternyata itu adik kelas yang aku lihat di kantin FPEB barusan.
Awal-awal kami tidak chating. Aku malas menyapa duluan. Lagian di status BBM Beni tercantum nama pacarnya. Membuatku berpikiran bahwa Ia hanya ingin menambah relasi senior. Sekitar seminggu kemudian, aku bertemu lagi dengan Beni di PKM usai acara Meet and Greet DPM Himapena. Saat itu Ia menyapaku dan berkata bahwa Ia akan mengobrol denganku di BBM. Dan benar saja beberapa hari kemudian Beni mengirimku pesan BBM.
Dari situ kami cukup sering BBM-an, malahan menyinggung soal status. Ternyata esok hari nya Beni dan pacarnya merayakan anniversary 19 bulan. Entah mengapa sedikit membuat hatiku tidak nyaman. Kami terus BBM-an sampai keesokan harinya aku sempat meminta Beni menemaniku ke Bandung Electronic Centre untuk memperbaiki tablet ku yang error. Aku sedikit salah tingkah, tapi aku berusaha untuk menutupinya agar Beni tidak menyadarinya. Pulang dari BEC aku menemani Beni latihan futsal. Ada rasa malu yang menyergap ketika bertemu anak-anak 2013 disana, tapi tak apa lah anggap saja ini sebagai ucapan terimakasihku pada Beni
Tiba lah saatnya acara Riung Mumpulung yang bertempat di Villa Pleasant Hill Lembang. Aku bukan panitia karena ini acara angkatan 2012, tetapi mereka meminta bantuanku. Oleh karena itu, aku harus datang ke kampus pagi-pagi karena aku mengaku panitia kepada kedua orang tuaku. Dengan wajah masih mengantuk aku melesat menuju kampus. Tapi ternyata aku terlambat, disana aku tidak bertemu dengan Beni karena mahasiswa baru sudah diperintahkan untuk masuk ke dalam angkot dan melesat menuju villa.
Aku, panitia lain, teman seangkatan dan anak 2013 yang terlambat berangkat menyusul mereka. Setibanya di gerbang villa, aku melihat angkatan 2013 sedang menunggu untuk post to post, termasuk Beni. Sejurus kemudian aku langsung melukiskan senyuman manis di bibirku. Lagi-lagi Ia membuat hatiku menghangat, sehangat mentari yang masih malu-malu muncul di langit.
Selama acara berlangsung, aku masih BBM-an dengan Beni. Jika ada waktu luang, kami juga selalu menyempatkan diri untuk bertemu. Namun ada segelintir kabar yang tidak mengenakan hati mengenai Beni yang terlontar lewat bibir Siska. Aku cukup terkejut mendengarnya. Menurut pandangan Siska, Beni cukup banyak mendekati wanita. Sekejap membuatku ragu pada Beni. Apa aku bilang tadi? Ragu? Ragu apanya? Mengapa harus ragu? Beni kan pacar orang. Apa urusannya denganku? Oh iya aku lupa. Lagi-lagi aku harus menyadarkan diriku sendiri.
Acara berlangsung meriah, semakin malam semakin ramai karena kedatangan senior-senior angkatan atas. Setelah acara perkenalan senior usai, aku meninggalkan aula dan berencana untuk tidur di mobil karena tidak memungkinkan tidur di villa. Beni sempat menemaniku sebelum tidur, kami mengobrol di depan mobil. Tetapi itupun tidak lama karena tidak enak pada panitia, seharusnya mahasiswa baru berada di dalam kamar untuk beristirahat.
Setelah Beni beranjak ke kamar, aku dan Melisa tidak bisa tidur karena takut mendengar suara senior-senior yang sedang mabuk-mabukan seperti orang gila. Saat itu sudah dini hari, aku masih terjaga sambil mendengarkan lagu. Galau! Ya, tiba-tiba hatiku diserang rasa galau. Apalagi BBM-an aku dengan Beni sedang menyinggung soal perasaan. Karena kehujanan, kaca mobilku diselimuti embun. Seketika aku langsung menempelkan jariku di kaca mobil dan mulai menggoreskan sebuah nama. BENI.
Kenapa nama Beni yang aku tuliskan disana? Dia pacar orang Glave! Ya Tuhaaaaaan, apakah aku benar-benar ada rasa pada Beni? Damn! Harusnya aku tidak boleh seperti ini. Kemudian ku foto tulisan yang menempel di kaca mobil lalu mengirimkannya pada Beni. Setelah menerima fotonya Bintara berkata bahwa Ia akan menjadikannya sebagai display picture esok hari. Hmmm entahlah kita lihat saja esok. Semakin larut aku BBM-an dengan Beni, kawah hati ini semakin tidak sanggup untuk menahan gelegar air mata. Sunyi, sepi, gelap, ditambah lagu melow membuat suasana semakin membuatku kacau. Aku menangis sejadi-jadinya di dalam mobil saat ketiga temanku sedang terlelap. Aku menangis sampai tertidur. 2 jam kemudian aku terbangun karena mendengar suara mobil dosen yang menderu di sebelah. Ternyata rasa sesak itu masih membekas.
Selama acara RM, Beni lah orang yang paling perhatian dan peduli kepadaku dibandingkan dengan teman-teman dan panitia lain. Saat aku kesal kepada panitia, Beni lah orang pertama yang peduli dan menenangkan ku. Bagaimana aku tidak jatuh cinta jika Beni terus memperlakukan ku seperti ini? Ya Tuhaaaaaan. Aku semakin bingung untuk bertindak. Bibirku berkata untuk pergi menjauh dari Beni, namun apa daya hati ini selalu menjadi penghianat. Aku tidak bisa jauh dari Beni. Ditambah lagi Beni benar-benar mengganti display picture nya dengan tulisan di kaca mobil itu. Membuatku semakin melemah. Campur aduk rasanya. Aku semakin dilema.
Hari terus berganti, ku kira rasa itu akan menghilang. Tetapi ternyata aku salah besar. Semakin hari rasa itu semakin tumbuh dan berkembang. Seperti amoeba yang terus membelah diri semakin bertambah banyak dan aku tidak bisa menghentikannya. Ya Tuhaaaaaan, ternyata aku memang benar-benar sayang Beni yang berstatus pacar orang :(
Kasih maaf bila aku jatuh cinta, maaf bila saja ku suka saat kau ada yang punya.
Haruskah ku pendam rasa ini saja ataukah ku teruskan saja hingga kau meninggalkannya dan kita bersama?
(HiVi-Orang Ketiga)
Lagu itu sedikit menyentak rasa. Biar bagaimanapun, aku adalah orang ketiga. Menurut pandangan orang, orang ketiga itu memiliki kesan yang buruk. Perusak hubungan orang, perebut pacar orang. Dan image seperti itulah yang akan melekat pada diriku jika aku tidak segera menghentikan semua ini. Bagaimana tidak, hampir anak-anak di jurusan ku dari berbagai angkatan sering melihatku berdua dengan Beni sedangkan yang tertulis di status BBM Beni nama perempuan lain. Bagaimana tidak menyesakkan dada?
Keesokan harinya Beni menceritakan sisi gelap kehidupannya. Ia tidak ingin aku menilainya terlalu baik Tapi sayangnya, itu sama sekali tidak mengurangi perasaanku. Beni terkesan ingin membuatku ilfeel. Ya mungkin saja Ia tidak ingin aku semakin terperosok ke dalam cintanya yang kelak menghancurkanku.
Sungguh anehnya cinta, kadang tak berlogika. Bagaimana mungkin aku bisa mencintai Beni. Dia sama sekali bukan tipe lelaki yang ku harapkan. Dia itu bad boy. Aku mengharapkan sosok lelaki yang taat beragama untuk menjadi imamku. Umurnya pun beda 2 tahun dibawahku. Aku berharap lelaki yang akan menjadi suamiku lebih tua dariku sehingga bisa mapan lebih dulu. Sedangkan Beni? Mungkin aku harus menunggu sampai umur 29 tahun baru aku bisa menikah. Haha aku sudah berpikiran menikah? Sesungguhnya aku sudah malas bermain cinta, aku ingin pacaran yang serius. Tidak main-main seperti anak labil.
Kata orang cinta itu anugerah. Tapi mengapa cinta datang pada orang yang salah? Malah akan ada yang tersakiti. Aku harus segera menghentikannya, sebelum semuanya terlambat. Aku dan pacar Beni sama-sama wanita, tentu aku bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi dia. Beni bilang, hubungannya dengan pacar nya itu susah dijelaskan. Mungkin karena Beni sudah tidak nyaman dengan semuanya. Namun yang masih menjadi tanda tanya besar di benakku, mengapa sampai saat ini Ia masih mempertahankan hubungannya? Entahlah, hanya Ia dan Tuhan yang tahu.
Lupakan aku, kembali padanya. Aku bukan siapa-siapa untukmu.
Ku cintai mu tak berarti bahwa ku harus memilikimu selamanya.
(D'Masiv-Diantara Kalian)
Lagu ini sangat menggambarkan isi hatiku. Berulang kali ku putar lagu ini hingga aku selalu menangis dibuatnya. Ah Bennnnnnniiiii! Kamu harus bertanggung jawab atas semua ini :(. Sekarang aku sudah terlanjur larut dalam cinta Beni. Tak bisa kupungkiri lagi, AKU SAYANG BENI!
Aku berusaha menjauhinya, salah satunya dengan cara mengalihkan pandangan jika bertemu dengan Beni. Tetapi percuma, itu tak berhasil. Itu hanya berlangsung 10 menit setelah Beni pergi. Jari-jariku selalu gatal ingin mengirimnya pesan BBM. Entah mengapa aku selalu ingin bertemu dengannya, apalagi menjelang liburan pekan sunyi ini. Aku harus bertemu dan melepaskan rasa rindu sebelum Ia pulang ke Sumedang.
Ada suatu kebodohan yang aku lakukan: aku memeluk Beni. Ia pun nampak menikmati pelukan itu. Rasa nyaman mengaliri peredaran darahku. Rasanya tak ingin melepasnya. Tetapi sedetik kemudian aku teringat pacarnya Beni. Ya Tuhaaaan, tak sepantasnya aku seperti ini, aku sama sekali tidak punya hak untuk memeluk Beni. Itu akan menyakiti hati perempuan itu. Tapi apa daya, aku sangat membutuhkan pelukan itu. Pada dasarnya suka dipeluk, karena itu bisa sedikit meringankan beban dan menenangkan pikiran. Maafkan aku! Aku memang jahat.
Sampai detik ini, aku masih memikirkan Beni. Aku merindukannya, aku membutuhkannya, aku menginginkan pelukan nyamannya. Aku sayang Beni. Aku tak mau kehilangannya. Aku tahu, ini salah besar. Tetapi bukankah setiap orang berhak jatuh cinta? Andai saja waktu itu aku tak bertemu dan Beni tidak menghubungiku mungkin semua tidak akan menjadi serumit ini.
Jadi orang ketiga itu memang menyakitkan. Selalu dipandang jahat, namun tidak selamanya orang ketiga itu sejahat yang kau pikirkan. Bisa saja sebenarnya ia tidak berniat mengganggu hubungan orang lain, tetapi keadaan lah yang membuatnya seperti itu. Jangan sepenuhnya menyalahkan orang ketiga, karena tamu tak akan datang jika tak diundang oleh pemilik rumah.
This song is for you: Moch. Beni Rahadian
Seandainya dapat ku melukiskan isi hatiku untukmu
Seandainya kau pun harus tahu lelah hatiku bila kau jauh
Namun ku pendam rasa
Ku hanya ingin kau bahagia jalani yang kau pilih
Jangan risaukan aku
Percayalah kasih cinta tak harus memiliki
Walau kau dengannya namun ku yakin hatimu untukku
Percayalah kasih cinta tak harus memiliki
Walau kau coba lupakan aku tapi ku kan selalu ada untukmu
Seharusnya kau pun menyadari resah hatiku bila kau jauh
Seharusnya aku pun tak berharap miliki dirimu seutuhnya
Namun ku pendam rasa
Ku hanya ingin kau bahagia jalani yang kau pilih
Jangan risaukan aku
Percayalah kasih cinta tak harus memiliki
Walau kau dengannya namun ku yakin hatimu untukku
Percayalah kasih cinta tak harus memiliki
Walau kau coba lupakan aku tapi ku kan selalu ada untukmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar